Senjata yang dibuat para pekerja budak itu bukanlah sembarang senjata. Pabrik itu memproduksi rudal yang dikenal sebagai roket V-1 dan V-2. Roket-roket ini dipindahkan dari Mittelwerk ke tempat peluncuran, biasanya di Prancis dan Belanda. Setelah diluncurkan, roket-roket tak berawak itu melesat ke sasarannya di Belgia, Inggris, dan Prancis, dan di sana rudal-rudal itu dijatuhkan dari angkasa dan meledak saat terhempas. Pemerintahan Nazi bahkan berharap untuk mengembangkan sebuah roket yang begitu dahsyat yang dapat menerbangkan bom melintasi Samudra Atlantik menuju New York. Sewaktu perang dunia kedua usai, ratusan rudal V-1 dan V-2 telah menghantam kota-kota Eropa. Namun, itu hanyalah sebagian kecil dari rudal-rudal yang dibuat Nazi dan hendak diluncurkan untuk menyerang musuh-musuh mereka. Tak satu pun dari rudal-rudal itu pernah mencapai New York.
Unik Sekaligus Menyedihkan
Segera setelah perang usai, puluhan ilmuwan dan teknisi Jerman yang merancang rudal V-1 dan V-2 meninggalkan Jerman. Mereka menggunakan keahlian mereka dalam teknologi roket di negeri mereka yang baru. Salah seorang ilmuwan roket itu adalah Wernher von Braun. Ia pindah ke Amerika Serikat dan di sana ia turut mengembangkan roket Saturn yang mengangkut manusia ke bulan.Dewasa ini, persis di sebelah pabrik Mittelwerk, berdiri sebuah monumen kamp konsentrasi untuk mengenang ke-60.000 orang yang dipenjarakan di sana. Banyak tahanan tidak hanya bekerja di lorong yang dingin dan lembap itu tetapi juga tinggal di sana. Tidaklah mengherankan bahwa menurut beberapa perkiraan, hampir 20.000 tahanan tewas. Para pengunjung museum peringatan itu dapat mengadakan tur di lorong-lorong tersebut, yang di lantainya masih berserakan bagian-bagian roket yang ditinggalkan kira-kira 60 tahun yang lalu. Majalah After the Battle menyebutkan suatu fakta yang membuat rudal Mittelwerk unik sekaligus menyedihkan, ”Roket V1 dan V2 adalah satu-satunya senjata yang merenggut lebih banyak nyawa sewaktu diproduksi ketimbang sewaktu diluncurkan.”
0 comments:
Post a Comment